Memilih-Milih Masjid untuk Itikaf, Boleh?

“Bro, hari ini itikaf dimana?”

“Insya Allah dekat rumah nih, bro. Gimana?”

“Ikut gue yuk, di masjid tempat gue lebih ramai dan enak!”

“Utamakan yang dekat dulu bro, makmurkan masjid lingkungan sendiri dulu”


Bismillah…

Di antara kebiasaan sebagian orang ketika mereka hendak itikaf adalah mencari masjid yang bukan masjid di dekat rumahnya dengan berbagai alasan.
Bolehkah yang demikian ini?

Secara umum, maka hendaknya seseorang memakmurkan masjid yang ada di lingkungan kesehariannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ูŠูุตูŽู„ูู‘ ุงู„ุฑุฌู„ู ููŠ ุงู„ู…ุณุฌูุฏู ุงู„ุฐูŠ ูŠู„ููŠู‡ ุŒ ูˆู„ุง ูŠูŽุชูŽู‘ุจูุนู ุงู„ู…ุณุงุฌูุฏูŽ

“Sebaiknya seseorang shalat di masjid yang ada di dekatnya dan tidak mencari-cari masjid.” (HR Ibnu Hibban)

Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku mutlak. Dibolehkan untuk mencari masjid selainnya jika terdapat alasan yang dibenarkan, di antaranya:

Pertama, jika masjid dekat rumah di dalamnya terdapat kuburan.

Dalam hal ini terdapat larangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :

ู„ุงูŽ ุชูุตูŽู„ูู‘ูˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‚ูุจููˆุฑู

“Janganlah kalian shalat menghadap kuburan.”

Kedua, untuk menghindari imam yang bacaannya buruk hingga mengubah arti Al Quran, atau imam yang tidak thuma’ninah dalam shalatnya, atau melakukan amalan bid’ah dalam shalat.

Dalam kondisi demikian, maka hendaknya ia mencari masjid yang lebih baik dan sesuai sunnah.

Ketiga, dalam rangka mencari pahala di tiga masjid yang utama, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ุตูŽู„ูŽุงุฉูŒ ูููŠ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏููŠ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู„ู’ูู ุตูŽู„ูŽุงุฉู ูููŠู…ูŽุง ุณููˆูŽุงู‡ู ุฅูู„ูŽู‘ุง ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฑูŽุงู…ูŽ
ูˆูŽุตูŽู„ูŽุงุฉูŒ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ู’ุญูŽุฑูŽุงู…ู ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ู…ูู†ู’ ู…ูุงุฆูŽุฉู ุฃูŽู„ู’ูู ุตูŽู„ูŽุงุฉู ูููŠู…ูŽุง ุณููˆูŽุงู‡ู

“Shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di tempat lain, kecuali Masjidil Haram. Karena shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali shalat di selainnya.”

Keempat, mencari kekhusyu’an dengan bacaan imam yang bagus.

Disebutkan dalam kitab Al Fiqh Al Muyassar, bahwasanya tidak mengapa mencari masjid yang diimami oleh seorang imam yang suaranya bagus jika hal tersebut dimaksudkan agar lebih bisa mentadabburi Al Quran yang dibaca dan lebih membawa kepada kekhusyu’an, berdalil keumuman sabda Nabi:

ุงุญุฑุต ุนู„ู‰ ู…ุง ูŠู†ูุนูƒ

“Bersemangatlah untuk hal-hal yang bermanfaat bagimu.” (HR Muslim).

Akan tetapi lebih utama tetap shalat di masjid dekat tempat tinggalnya, jika memang imam di masjid dekat rumah membaca Al Quran dengan baik tanpa ada lahn/kesalahan. (Kitabush Shiyam hal. 93)

Wallahu a’lam.

Hadirkan suasana tanah suci di rumah anda? Kami siap membantu!

Ditulis oleh: Ustadz Ristiyan Ragil Putradianto

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top

Bismillah saya ingin berangkat ya Allah...

Isi form ini untuk mendaftar! Customer service kami akan segera menghubungi Anda.

ISI FORM DI BAWAH

ISI FORM DISAMPING

Bismillah saya ingin berangkat ya Allah...

Isi form ini untuk mendaftar!ย  Customer service kami akan segera menghubungi Anda.

ISI FORM DI BAWAH

ISI FORM DISAMPING