Sejarah Hajar Aswad

Sejarah Hajar Aswad

Sejarah Hajar Aswad-Siapa sih yang tidak tahu betapa hebatnya daya tarik kota Makkah sebagai tempat tujuan ibadah? Namun dibalik kemegahan yang sekarang ditampilkan, ada sejarah panjang perjalanan islam di dalamnya termasuk dalam pendirian ka’bah yang menjadi pusat kiblat umat islam. Salah satu diantaranya adalah mengenai hajar aswad.

 

Kita pasti sering melihat, para jamaah haji yang berdesakan dan berebut untuk mencium hajar aswad. Hal ini pernah menjadi polemik dan memunculkan asumsi bahwa umat islam juga mendewakan batu. Tapi nyatanya bukan begitu. Ada rahasia yang begitu besar, yang membuat para jamaah haji atau umroh berebut untuk bisa mencium batu itu. Lantas, apa sebenarnya hajar aswad itu? Mengapa sebongkah batu itu bisa menjadi sangat istimewa? Kita akan membahas sedikit mengenai sejarah hajar aswad.

 

Sejarah Turunnya Hajar Aswad

Hajar aswad atau batu hitam ini diyakini merupakan batu yang berasal dari surga. Menurut beberapa pendapat, batu ini awalnya turun dengan warna yang lebih putih dari susu. Namun, karena banyaknya dosa anak cucu Nabi Adam sehingga batu ini berubah warna menjadi hitam pekat. Hajar Aswad merupakan bukti akan kebesaran Allah Swt. Karena, setelah diteliti, bentuk batu hajar aswad ini sangat istimewa. Tidak ada batuan yang menyerupainya di dalam sistem tata surya.

 

Sejarah Hajar Aswad Menempel pada dinding ka’bah

Seperti yang kita ketahui, saat ini batu hajar aswad menempel pada salah satu sudut dinding ka’bah. Tepatnya di sebelah Tenggara di samping pintu Ka’bah. Sudut ka’bah tempat menempelnya batu hajar aswad ini disebut dengan rukun yamani. Mengapa batu hajar aswad menempel pada dinding ka’bah? Kisah ini bermula saat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tengah diperintahkan oleh Allah Swt untuk membangun ka’bah. Namun, saat itu terdapat lubang pada dinding ka’bah yang belum tertutup sempurna. Pada saat itulah, malaikat Jibril datang dengan membawakan batu hajar aswad tersebut. Sehingga, bangunan ka’bah tertutup sempurna.

 

Sejarah Hilangnya Hajar Aswad

Sebagai batu yang sangat di istimewakan, hajar aswad pernah hilang dicuri pada Januari tahun 930 Masehi oleh kaum Qarmatian. Pada saat itu, kaum Qarmatian memiliki ambisi agar umat islam berpindah melaksanakan haji ke Masjid Al Dirar, yakni masjid milik kaum Qarmatian. Selama 23 tahun lamanya batu hajar aswad dalam kekuasaan kaum Qarmatian. Namun, akhirnya mereka menyadari bahwa tidak ada umat muslim yang mau menjalankan ibadah haji di sana. Karena, umat muslim tahu dimana tempat seharusnya hajar aswad berada.

Setelah itu, kaum Qarmatian meminta tebusan kepada bani Abbasiyah sebagai syarat untuk kembalinya hajar aswad. Tidak sedikit tebusan yang diberikan kepada kaum Qarmatian, namun setelah itu mereka akhirnya mau mengembalikan batu hajar aswad tersebut. Pengembalian batu hajar aswad dilakukan dengan dibungkus kantong dan dilemparkan sehingga mengakibatkan batu tersebut hancur menjadi 8 bagian. Pecahan tersebut akhirnya disambung oleh Abdullah bin Zubair menggunakan ikatan perak murni.

 

Keistimewaan Hajar Aswad

Setelah mengetahui sejarah hajar aswad, pantas saja jika hajar aswad begitu istimewa. Berikut beberapa keistimewaan hajar aswad :

Terletak pada rukun yamani

Rukun yamani merupakan salah satu dari 4 rukun yang ada di  ka’bah. Rukun yamani bersebelahan langsung dengan pintu ka’bah.

Tempat awal dan akhir thawaf

Keistimewaan pertama hajar aswad adalah sebagai tempat permulaan dan pengakhiran thawaf saat pelaksanaan ibadah haji maupun umroh.

Dikiaskan sebagai tangan Allah

Beberapa pendapat menerangkan bahwa hajar aswad dikiaskan dengan tangan Allah yang ada di bumi. Orang yang mencium dan mengusap hajar aswad dianggap sedang bersalaman dengan Allah. Dan dianggap seperti baiat kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw.

Bisa menghapuskan dosa

Seperti sabda rasulullah Saw “ Sesungguhnya mengusap Hajar Aswad dan rukun yamani bisa menghapuskan dosa”. Hal ini juga pernah disampaikan oleh Abu Bakar yang mengatakan bahwa “Jika, aku tidak melihat rasulullah mencium hajar aswad, maka aku tidak akan pernah melakukannya”. Jadi, mengusap dan mencium hajar aswad merupakan sunnah yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad Saw.

Sejarah hajar aswad ini menjadikan kita lebih tahu, bahwa batu hajar aswad begitu diistimewakan, bukan hanya saat ini, namun sejak dahulu kala. Bahkan, hajar aswad dicuri hanya karena kaum Qarmatian ingin umat muslim pindah melaksanakan haji ke daerahnya. Ini membuktikan bahwa hajar aswad begitu istimewa bagi semua orang.

Memegang dan mencium hajar aswad pada saat pelaksanaan umroh maupun haji bersifat sunnah. Karena, Rasulullah sendiri yang mencontohkannya di hadapan para sahabat. Itulah mengapa, sampai saat ini banyak jamaah haji dan umroh yang terlihat saling berebut untuk bisa sekedar menyentuh ataupun mencium hajar aswad. Kunjungi https://ptbatik.co.id untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top

Bismillah saya ingin berangkat ya Allah...

Isi form ini untuk mendaftar! Customer service kami akan segera menghubungi Anda.

ISI FORM DI BAWAH

ISI FORM DISAMPING

Bismillah saya ingin berangkat ya Allah...

Isi form ini untuk mendaftar!  Customer service kami akan segera menghubungi Anda.

ISI FORM DI BAWAH

ISI FORM DISAMPING