Manfaatkan Masa Mudamu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

ู„ุง ุชุฒูˆู„ ู‚ุฏู… ุงุจู† ุขุฏู… ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ู…ู† ุนู†ุฏ ุฑุจู‡ ุนุฒ ูˆุฌู„ ุŒ ุญุชู‰ ูŠุณุฃู„ ุนู† ุฎู…ุณ : ุนู† ุนู…ุฑู‡ ููŠู…ุง ุฃูู†ุงู‡ ุŒ ูˆุนู† ุดุจุงุจู‡ ููŠู…ุง ุฃุจู„ุงู‡ ุŒ ูˆุนู† ู…ุงู„ู‡ ู…ู† ุฃูŠู† ุงูƒุชุณุจู‡ ุŒ ูˆููŠู…ุง ุฃู†ูู‚ู‡ ุŒ ูˆู…ุง ุนู…ู„ ููŠู…ุง ุนู„ู…

“Tidaklah bergeser kaki anak Adam di hari kiamat di sisi Rabb-nya ‘Azza wajalla, sampai ia ditanya mengenai lima hal: 1) Umurnya untuk apa dihabiskan?; 2) Masa mudanya, untuk apa digunakan?; 3) Hartanya, darimana ia dapatkan; 4) dan untuk apa ia gunakan hartanya?; 5) Ilmunya, apa yang dia amalkan darinya?.”

Dalam hadits di atas disebutkan masa muda sedangkan ia telah masuk dalam cakupan “umur”. Lantas, apa istimewanya?

Dalam kaidah dikatakan: “Dzikrul khas ba’dal ‘aam, littanbih ala fadhlil khas“, yaitu penyebutan sesuatu secara tersendiri setelah penyebutannya secara umum, mengandung peringatan akan adanya keutamaan dari yang disendirikan tadi.

Contohnya adalah firman Allah Ta’ala:

ุญุงูุธูˆุง ุนู„ู‰ ุงู„ุตู„ูˆุงุช ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุงู„ูˆุณุทู‰

“Jagalah shalat-shalat, dan juga shalat ashar.” (QS. Al Baqarah: 238)

Shalat ashar sudah termasuk dalam cakupan “shalat-shalat”, namun ia disebutkan secara tersendiri karena memang shalat tersebut mendapat tempat khusus dalam agama ini, misalnya dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam :

ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุฑูŽูƒูŽ ุตูŽู„ุงูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุญูŽุจูุทูŽ ุนูŽู…ูŽู„ูู‡ู

“Siapa yang meninggalkan shalat ashar maka amalannya akan terhapus.”

Yakni, siapa yang terlewat shalat ashar maka hal itu akan menghapus seluruh amalannya pada hari itu.

Contoh lain adalah firman Allah:

ุชูŽุนู’ุฑูุฌู ุงู„ู’ู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฑูู‘ูˆุญู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠ ูŠูŽูˆู’ู…ู ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู‚ู’ุฏูŽุงุฑูู‡ู ุฎูŽู…ู’ุณููŠู†ูŽ ุฃูŽู„ู’ููŽ ุณูŽู†ูŽุฉู

“Malaikat-malaikat dan juga Jibril naik kepada-Nya pada hari yang kadarnya seperti lima puluh ribu tahun.”

Jibril termasuk dalam kategori malaikat, namun mempunyai keistimewaan tersendiri sebagai pemimpin atau penghulunya para malaikat.

Begitu pula masa muda, terdapat keistimewaan pada masa tersebut, karena beberapa hal:

1. Ia adalah masa yang paling panjang.

Yang jika dianggap ia dimulai dari usia 15 tahun dan berakhir di usia 40 tahun, maka totalnya 25 tahun. Masa yang cukup panjang untuk ditentukan apakah akan diisi dengan ketaatan ataukah kemaksiatan.

2. Masa muda adalah masa puncak kekuatan dan stamina.

Dari Ibnu Abbas:

ุงุบุชู†ู… ุฎู…ุณุง ู‚ุจู„ ุฎู…ุณ : ุดุจุงุจูƒ ู‚ุจู„ ู‡ุฑู…ูƒ, ูˆุตุญุชูƒ ู‚ุจู„ ุณู‚ู…ูƒ, ูˆุบู†ุงุกูƒ ู‚ุจู„ ูู‚ุฑูƒ, ูˆูุฑุงุบูƒ ู‚ุจู„ ุดุบู„ูƒ ูˆุญูŠุงุชูƒ ู‚ุจู„ ู…ูˆุชูƒ

“Pergunakan lima hal sebelum datang lima hal: waktu mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa senggangmu sebelum masa sempitmu, dan masa hidupmu sebelum matimu.”

3. Masa muda adalah masa pencarian jati diri.

Banyak orang mengenal kesesatan di masa muda, dan sebaliknya, mengenal sunnah juga di usia yang sama.

Rasulullah bersabda mengenai sala satu ciri-ciri Khawarij:

ุฃูŽุญู’ุฏูŽุงุซู ุงู’ู„ุฃูŽุณู’ู†ูŽุงู†ู ุณูููŽู‡ูŽุงุกู ุงู’ู„ุฃูŽุญู’ู„ุงูŽู…ู

“Mereka adalah kaum yang masih belia dan lugu pemikirannya.”

Maka masa muda ini masa kritis dan titik tolak seseorang, apakah selanjutnya akan menjadi ahlus sunnah ataukah ahli bid’ah.

Oleh karena itu ini Waktu terbaik untuk belajar aqidah, sebagaimana dahulu Rasulullah mengajari Ibnu Abbas di masa mudanya, dengan bersabda:

ูŠูŽุง ุบูู„ุงูŽู…ูุŒ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูุนูŽู„ูู‘ู…ููƒูŽ ูƒูŽู„ูู…ูŽุงุชูุ› ุงุญู’ููŽุธู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุญู’ููŽุธู’ูƒูŽุŒ ุงุญู’ููŽุธู ุงู„ู„ู‡ูŽ ุชูŽุฌูุฏู’ู‡ู ุชูุฌูŽุงู‡ูŽูƒูŽุŒ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชูŽ ููŽุงุณู’ุฃูŽู„ู ุงู„ู„ู‡ูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุงุณู’ุชูŽุนูŽู†ู’ุชูŽ ููŽุงุณู’ุชูŽุนูู†ู’ ุจูุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ู’ ุฃูŽู†ูŽู‘ ุงู„ุฃูู…ูŽู‘ุฉูŽ ู„ูŽูˆู ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ููŽุนููˆูƒูŽ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู†ู’ููŽุนููˆูƒูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุชูŽุจูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽูƒูŽุŒ ูˆูŽุฅูู†ู ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนููˆุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุถูุฑูู‘ูˆูƒูŽ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุถูุฑูู‘ูˆูƒูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุชูŽุจูŽู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽุŒ ุฑูููุนูŽุชู ุงู„ุฃูŽู‚ู’ู„ุงูŽู…ู ูˆูŽุฌูŽููŽู‘ุชู ุงู„ุตูู‘ุญููู

“Wahai anak muda, aku akan mengajarimu beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”

Perhatikan bahwa Rasulullah telah mengajari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pelajaran aqidah mengenai meminta hanya kepada Allah dan mengenai aqidah terhadap takdir Allah, yang mana aqidah-aqidah dasar ini adalah benteng terhadap kesyirikan dan kesesatan.

Oleh sebab itu, mari pergunakan masa muda dengan sebaik-baiknya. Seorang ulama bernama Abuth Thayyib Ath Thabari, berumur sangat tua sekitar 100 tahun namun masih bisa meloncat, kata beliau:

ู‡ุฐู‡ ุฌูˆุงุฑุญ ุญูุธู†ุงู‡ุง ุนู† ุงู„ู…ุนุงุตูŠ ููŠ ุงู„ุตุบุฑุŒ ูุญูุธู‡ุง ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู†ุง ููŠ ุงู„ูƒุจุฑ

“Anggota badan ini kami jaga dari maksiat ketika masih muda, maka Allah pun menjaganya ketika kami sudah tua.”

Dan hendaknya anak muda menjaga pergaulan agar tidak tersesat, baik dalam maksiat maupun dalam bid’ah.

Anas bin Sirin mengatakan:

ุงุชู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูŠุง ู…ุนุดุฑ ุงู„ุดุจุงุจ ุงู†ุธุฑูˆุง ู…ู…ู† ุชุฃุฎุฐูˆู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃุญุงุฏูŠุซ ูุฅู†ู‡ุง ู…ู† ุฏูŠู†ูƒู…

“Bertakwalah kepada Allah wahai para pemuda, lihatlah dari mana kalian mengambil hadits-hadits, karena itu adalah bagian dari agama kalian!”

Amr bin Qais mengatakan: “Jika kalian melihat pemuda tumbuh bersama ahli sunnah, maka berharaplah kebaikan padanya. Jika tumbuh bersama ahli bid’ah, maka tidak usah kau harapkan lagi dirinya.”

Demikian,

Wallahu Ta’ala a’lam bish shawab.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top

Bismillah saya ingin berangkat ya Allah...

Isi form ini untuk mendaftar! Customer service kami akan segera menghubungi Anda.

ISI FORM DI BAWAH

ISI FORM DISAMPING

Bismillah saya ingin berangkat ya Allah...

Isi form ini untuk mendaftar!ย  Customer service kami akan segera menghubungi Anda.

ISI FORM DI BAWAH

ISI FORM DISAMPING